PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai investasi SDM
DUNIA dan AKHIRAT

Selasa, November 16, 2010

Jenis-jenis lingkungan pendidikan.


February 9, 2010 at 12:36 am | Posted in Uncategorized | Leave a Comment

sumber:koesnandar1964.wordpress.com/2010/02/09/jenis-jenis-lingkungan-pendidikan/ 


Pengertian lingkungan pendidikan; segala sesuatu yang ada di luar diri anak dalam alam semesta ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga berlangsungnya proses pendidikan.
Jenis-jenis lingkungan pendidikan:
Lingkungan alam; adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang berada di luar diri anak yang bukan manusia, seperti tumbuh-tumbuhan, iklim, air, gedung, dan rumah.
Lingkungan sosial; adalah semua manusia yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut. Teman sekolah, teman sejawat, atau orang sekitar tempat tinggal merupakan lingkungan sosial yang bersifat langsung. Sedangkan program-program televisi, radio, surat kabar atau media cetak lainnya termasuk lingkungan sosial tidak langsung.
Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, dapat dibedakan atas: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan menurut Langeveld adalah keluarga, sekolah, dan negara.
Dan menurut Ki Hajar Dewantara adalah : keluarga, sekolah, dan perkumpulan pemuda (dikenal dengan sebutan Tri Centra atau Tri Pusat Pendidikan).
Keluarga sebagai lembaga pendidikan mempunyai fungsi sebagai: pendidik pertama, pendidik utama, dan informal.
Fungsi sekolah:
- sebagai pusat, lembaga, lingkungan pendidikan, wiyata mandala yang berfungsi untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terencana, tertib dan teratur.
- sekolah berfungsi sosialisasi; adalah suatu proses dimana kita mempelajari cara-cara hidup bermasyarakat.
- sebagai konservatori dan transmisi nilai-nilai budaya.
- sebagai miniatur masyarakat, artinya sekolah hendaknya menggambarkan kehidupan dari masyarakat.
- sebagai masyarakat yang ideal, artinya bahwa dalam masyarakat terdapat berbagai corak kehidupan yaitu mempunyai nilai baik dan buruk.
Aliran Klasik dalam pendidikan:
- Empirisme (John Lock 1622-1700 Inggris); bahwa perkembangan pribadi anak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
- Nativisme (Arthur Schopenhauer 1788-1860 Yunani); bahwa hasil akhir pendidikan dan perkembangan ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak lahir.
- Naturalisme (J.J. Rouseau 1712-1778 Perancis); bahwa pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya, serahkan saja pada alam.
- Konvergensi (William Stern 1871-1939 Jerman); bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan seakan-akan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.
Aliran Baru dalam pendidikan:
- pengajaran alam sekitar
Konsespi: manusia hidup dalam lingkungan tertentu dan terikat pada lingkungannya serta tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
Langkah-langkah pokok: menetapkan tujuan, mengadakan persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati.
- pengajaran pusat perhatian
Konsepsi: didasarkan pada pengajaran alam sekitar yang obyek-obyek pengamatannya dititik beratkan pada hal-hal yang menarik perhatian anak didik dan manusia pada umumnya dalam menjalankan perkembangan hidupnya.
Asas-asas: pengajaran alam sekitar, didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya, setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan, hubungan saling membutuhkan dan saling memberi arti, anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif, harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah.
- sekolah kerja
Konsepsi: lahir dalam kaitannya dengan aliran pendidikan sosial yang berkembang dari aliran pendidikan individual yang ekstrem dan pendidikan sosial yang ekstrem.
Dasar-dasar: anak aktif dan mandiri, anak sebagai pusat kegiatan, tidak mementingkan pengetahuan siap yang bersifat hafalan.
Macam-macam sekolah kerja: sosiologis, psikologis, sosiologis-psikologis, kepribadian.
-         pengajaran proyek
Konsepsi: pengajaran itu harus aktif, ilmiah dan masyarakat.
Langkah-langkah: persiapan, kegiatan belajar, penilaian.
Empat konsepsi dasar dalam pendidikan:
- Perenialisme; sebagai suatu aliran dalam pendidikan bersifat keagamaan.
- Progresivisme; bahwa segala sesuatu tidak ada yang tetap, melainkan selalu mengalami perubahan.
- Esensialisme; menghendaki suatu keadaan atau tata tertib masyarakat seperti yang berlangsung dalam masa yang mendahului abad XX
- Rekonstruksionisme; mengehendaki semua dibikin baru dan semua dibikin berubah.
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia:
- Perguruan Kebangsaan Taman siswa (Ki Hajar Dewantara)
Asas-asas: menjadi hak seseorang mengatur dirinya sendiri, pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka, pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain, pendidikan harus merata untuk seluruh rakyat, harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri dan menolak setiap bantuan, pendidik harus berhamba kepada san anak atas dasar sikap tanpa pamrih dan dengan hati yang suci.
Panca Dharma: dasar kemanusiaan, dasar kebangsaan, dasar kebudyaan, dasar kodrat hidup / kodrat alam, dasar kemerdekaan.
Corak pendidikan nasional (kemanusiaan, kebangsaan, kebudayaan) dan sistem among (kodrat hidup dan kemerdekaan)
-         Ruang pendidikan INS
Tujuan:
- mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
- memberi pendidikan sesuai kebutuhan masyarakat
- mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
- menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung jawab
- berusaha dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan dari orang lain yang mengurangi kebebasan
Bidang-bidang kegiatan pendidikan INS:
- pendidikan ketrampilan
- pendidikan pertanian
- pendidikan karya seni
- pendidikan manajemen
Masalah-masalah pokok pendidikan :
Masalah kurangnya biaya untuk menyelenggarakan sekolah-sekolah, kurikulum yang tidak lagi sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terasingnya sekolah dari masyarakat, moral para guru merosot, masalah drop-out, masalah banyaknya anak yang tidak mendapatkan pekerjaan, masalah banyaknya anak yang tidak ditampung di sekolah-sekolah. (St. Vembriarto, 1981)
Banjir murid, langkanya sumber daya dan dana, biaya pendidikan yang semakin mahal, ketidak tepatan hasil pendidikan, serta kelambanan dan ketidak efisienan dalam penyelenggaraan sekolah. (P.H. Coombs, 1968)
Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air. (H. Zahara Idris, 1992)
Sejarah telah membuktikan bahwa dari masa ke masa peradaban masyarakat dunia selalu mengalami perkembangan. Dan pada dekade waktu yang terakhir ini laju perkembangan itu telah meningkat dengan pesat, terutama di negara-negara maju. Sebagaimana diketahui dalam kurun waktu yang relatif singkat, telah terjadi pergeseran dari era pertanian menuju ke era industri dan selanjutnya belum sampai proses pergeseran itu tuntas, telah disusul dengan pergeseran baru menuju era informasi dan era globalisasi. (Wahjoetomo, 1993)
Pada dasarnya manusia dapat belajar sendiri, tetapi mungkin hanya sebagian kecil saja yang berhasil mencapai tingkat pengetahuan dan kemampuan yang diminta. Maka pendidikan sekolah merupakan sarana yang efektif. (Wiranto Arismunandar, 1990)
Penggunaan teknologi baru dalam pendidikan akan membawa perubahan dan pergeseran dalam peranan guru di kelas. (Oteng Sutisna, 1977)
Masalah tenaga kependidikan merupakan masalah yang amat rumit karena menyangkut faktor-faktor: jumlah, mutu, distribusi menurut bidang studi, distribusi menurut wilayah, status serta imbalan maupun penghargaan terhadap jasanya ataupun pelayanan terhadapnya. (Tisna Amijaya, 1979)
Keadaan umum di lapangan kebanyakan guru belum profesional, mereka lebih banyak mengajar dengan pola tradisional, bersifat statis, kurang terbuka terhadap pembaruan atau inovasi, lambat berkembang dalam jabatan, sehingga menghambat peningkatan proses balajar mengajar. Oleh karena itu perlu diadakan usaha untuk melakukan pembaruan struktur pendidikan guru. (Ansyar & Nurtain, 1991)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar