7 Mei 2013 pukul 11:46
Oleh Dr. Ir. Arini Mariam,MSc.
*pengajar bidangmolekular biologi dan molekular genetika
di Universitas Tanjungpura,Pontianak, Kalimantan Barat
Kesepakatan umum bagi tiapindividu manusia yang hidup di muka bumiadalah bagaimana dari waktu ke waktu sepanjang karunia hidupnya mengoptimalisasikan potensi diri sebagai pembawa misi dari Tuhan di muka bumi.
Zaman modern sekarang ini, kemajuan IPTEK yang begitu pesat di berbagai bidangkehidupan dan volume informasi yang berlimpah melalui internet seakan membawa kita pada trendhidup baru yang serba instant. Mulai deari penyajianmakanan instant sampai dengan perumusan berbagai masalah juga dengan metode instan. Begitu juga dalam pendekatan yang diambil dalam menyusun program pendidikan nasional.
Pendidikan Nasional di Indonesia yang seharusnya sebagai landasan strategis Pengembangan manusia Indonesia seutuhnya juga telah terkontaminasi dengan budaya instan. Mulai dari kebijakan penyusunan kurikulum, pelaksanaan kegiatan mengajar sampai dengan metoda evaluasi disusun ataspertimbangan penyederhanaan danpenyeragaman. Hal tersebut meyebabkan hilangnya aspek keunikanyang terkandung.
Sebagai contoh evaluasi pendidikan melalui ujian nasional (UAN). Suatulangkah evaluasi seyogyannya mampu memberikan evaluasi kondisi aktual dari siswa/i yang diuji dan mampu mengungkap karakter personal yang melekat.
Selain metoda evaluasi yang tidak tepat, begitu juga kurikulum pendidikan nasional yang digariskan pada kenyataannya tidak mungkin diejawantahkan dengan kualitas yang sama dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya, mengingat adanya variasi yang besar dari faktor-faktor pendukung dan penghambat. Ditambah lagi.Kurikulum disusun tidak berbasis keunikan. Padahal pemdekatan keunikan seharusnya perlu ditinjau mulai dari keunikan kareakter personal siswa/I itu sendiri sampai dengan keunikan potensi lokal daerah dan keunikan goal yang akan dicapai.
Satu hal yang menarik untuk diangkat : “Tidakkah sudah waktunya untuk kita merevitalisasi basis pembangunan pendidikan nasional, dari penyederhanaan-penyamarataan menjadi pendidikan nasional berbasis keunikan, berbasis keunikankarakter sejati diri”
Ekstrimnya, bagaimana mungkin satu materi, dan metoda pembelajaran dapat memberikan keluaran yang sama baiknya bagi berjutaindividu manusia yang berbeda. Mengapa tidak dari sekarang kita mulai memikirkan bahkan menyusun suatu metode pendidikan dan pengajaran bagiperadaban baru dimana kekayaan,keunikan, kegemilangan karakter pribadi anak didik menjadi fokus pengembangan potensi siswa/i. Kekayaan karakter-karakter manusia Indonesia seutuhnya dimunculkan. potensi DNA nya besertapengoptimalisasian ekspresinya.
Setiap individu manusia harus dipandang sebagai produk dari keagungan Sang Pencipta yang yang pada dirinya melekat keunikan sesuai dengan keunikan misi Tuhan yang dibawanya. Setiap individu membawa fitrahnya masing-masing. Setiap individumembawa keunikan qodrat daniradatnya masing-masing.
Dalam bahasa molecular genetika, keunikan tiap individu merupakan keunikan bawaan, plus keunikan peta pengaktifan DNA yang terkandungnya. Atau biasa bisebut sebagai keunikandari faktor genotip dan phenotip.
Konstruksi dasar molecular DNA satu orang manusia dengan yang lain hanya bervariasi tidak lebih dari 1 %. Konstruksi dasar DMA anak genius dan anak biasa sangat mirip, namun yang membedakan dinamika selular pengaktifan da nya. Peta pengaktifan DNA nya dapat berbeda secara drastis. Pengaktifan DNA secara molekulermelalui suatu proses yang kompleks mulai dari fase stimulasi sampai denganekspresi DNA (ON).
Banyak hal yang menyebabkan satu untaian DNA On atau OFF. Terutama besarditentukan oleh lingkungannya, lingkungan internal individu maupun lingkungan eksternal (keyakinan, motivasi, kejiwaan, spiritual). Dinamika proses pengaktifan DNA tingkat selular berlaku sepanjang hidup, mulai dari proses pembuahan, penyatuan sperma dan sel telur.
Keunikan yang melekat pada anak didik bukan hanya digali potensi individunya namunlebih jauh dIoptimalisasikan kemampuan individunya. Sesuai dengan hakikat pendidikan untuk mempersiapkan hidup dan mengoptimalkan kemampuan dirinya.
Paling sedikit dalam kurun waktu proses pendidikan, Siswa/I harus diekspose pada suatu kondisi lingkungan tumbuh yang optimal, dimanapenguatan karakter sejati dirinya terstimulasi. Kesesuaian kondisilingkungan, kondisi kejiwaan danspriritual banyak dibuktikan mampu menstimulasi diekspresikannya DNAyang baik.
Pembangunan pendidikan nasional berbasis keunikan besarkemungkinan akan mampu memfasilitasi kiat membentuk karakter manusiaIndonesia seutuhnya. Dengan kata lain,kita harus melakukan transformasi radikal di bidang pendidikan daripendidikan berbasis penyederhanaan dan penyeragaman ke basis keunikan. Kerugian yang tidak ternilai harganya sejauh ini adalah terabaikannya peluang ekspresi karakter-karakter gen unggul yang dimiliki oleh potensi gene pool manusia Indonesia sejauh ini.
Maka sekaranglah waktunya untuk kita bangun daritidur yang panjang terkait pendidikan manusia Indonesia dan melangkah kedepan mengaktualisasikanpendidikan nasional berbasis keunikan. Keunikan digali dan dikembangkan dari karakter personal ditingkat seluler sampai dengan non-seluler, dan dari dimensi fisik dan metafisik.
*pengajar bidangmolekular biologi dan molekular genetika
di Universitas Tanjungpura,Pontianak, Kalimantan Barat
Kesepakatan umum bagi tiapindividu manusia yang hidup di muka bumiadalah bagaimana dari waktu ke waktu sepanjang karunia hidupnya mengoptimalisasikan potensi diri sebagai pembawa misi dari Tuhan di muka bumi.
Zaman modern sekarang ini, kemajuan IPTEK yang begitu pesat di berbagai bidangkehidupan dan volume informasi yang berlimpah melalui internet seakan membawa kita pada trendhidup baru yang serba instant. Mulai deari penyajianmakanan instant sampai dengan perumusan berbagai masalah juga dengan metode instan. Begitu juga dalam pendekatan yang diambil dalam menyusun program pendidikan nasional.
Pendidikan Nasional di Indonesia yang seharusnya sebagai landasan strategis Pengembangan manusia Indonesia seutuhnya juga telah terkontaminasi dengan budaya instan. Mulai dari kebijakan penyusunan kurikulum, pelaksanaan kegiatan mengajar sampai dengan metoda evaluasi disusun ataspertimbangan penyederhanaan danpenyeragaman. Hal tersebut meyebabkan hilangnya aspek keunikanyang terkandung.
Sebagai contoh evaluasi pendidikan melalui ujian nasional (UAN). Suatulangkah evaluasi seyogyannya mampu memberikan evaluasi kondisi aktual dari siswa/i yang diuji dan mampu mengungkap karakter personal yang melekat.
Selain metoda evaluasi yang tidak tepat, begitu juga kurikulum pendidikan nasional yang digariskan pada kenyataannya tidak mungkin diejawantahkan dengan kualitas yang sama dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya, mengingat adanya variasi yang besar dari faktor-faktor pendukung dan penghambat. Ditambah lagi.Kurikulum disusun tidak berbasis keunikan. Padahal pemdekatan keunikan seharusnya perlu ditinjau mulai dari keunikan kareakter personal siswa/I itu sendiri sampai dengan keunikan potensi lokal daerah dan keunikan goal yang akan dicapai.
Satu hal yang menarik untuk diangkat : “Tidakkah sudah waktunya untuk kita merevitalisasi basis pembangunan pendidikan nasional, dari penyederhanaan-penyamarataan menjadi pendidikan nasional berbasis keunikan, berbasis keunikankarakter sejati diri”
Ekstrimnya, bagaimana mungkin satu materi, dan metoda pembelajaran dapat memberikan keluaran yang sama baiknya bagi berjutaindividu manusia yang berbeda. Mengapa tidak dari sekarang kita mulai memikirkan bahkan menyusun suatu metode pendidikan dan pengajaran bagiperadaban baru dimana kekayaan,keunikan, kegemilangan karakter pribadi anak didik menjadi fokus pengembangan potensi siswa/i. Kekayaan karakter-karakter manusia Indonesia seutuhnya dimunculkan. potensi DNA nya besertapengoptimalisasian ekspresinya.
Setiap individu manusia harus dipandang sebagai produk dari keagungan Sang Pencipta yang yang pada dirinya melekat keunikan sesuai dengan keunikan misi Tuhan yang dibawanya. Setiap individu membawa fitrahnya masing-masing. Setiap individumembawa keunikan qodrat daniradatnya masing-masing.
Dalam bahasa molecular genetika, keunikan tiap individu merupakan keunikan bawaan, plus keunikan peta pengaktifan DNA yang terkandungnya. Atau biasa bisebut sebagai keunikandari faktor genotip dan phenotip.
Konstruksi dasar molecular DNA satu orang manusia dengan yang lain hanya bervariasi tidak lebih dari 1 %. Konstruksi dasar DMA anak genius dan anak biasa sangat mirip, namun yang membedakan dinamika selular pengaktifan da nya. Peta pengaktifan DNA nya dapat berbeda secara drastis. Pengaktifan DNA secara molekulermelalui suatu proses yang kompleks mulai dari fase stimulasi sampai denganekspresi DNA (ON).
Banyak hal yang menyebabkan satu untaian DNA On atau OFF. Terutama besarditentukan oleh lingkungannya, lingkungan internal individu maupun lingkungan eksternal (keyakinan, motivasi, kejiwaan, spiritual). Dinamika proses pengaktifan DNA tingkat selular berlaku sepanjang hidup, mulai dari proses pembuahan, penyatuan sperma dan sel telur.
Keunikan yang melekat pada anak didik bukan hanya digali potensi individunya namunlebih jauh dIoptimalisasikan kemampuan individunya. Sesuai dengan hakikat pendidikan untuk mempersiapkan hidup dan mengoptimalkan kemampuan dirinya.
Paling sedikit dalam kurun waktu proses pendidikan, Siswa/I harus diekspose pada suatu kondisi lingkungan tumbuh yang optimal, dimanapenguatan karakter sejati dirinya terstimulasi. Kesesuaian kondisilingkungan, kondisi kejiwaan danspriritual banyak dibuktikan mampu menstimulasi diekspresikannya DNAyang baik.
Pembangunan pendidikan nasional berbasis keunikan besarkemungkinan akan mampu memfasilitasi kiat membentuk karakter manusiaIndonesia seutuhnya. Dengan kata lain,kita harus melakukan transformasi radikal di bidang pendidikan daripendidikan berbasis penyederhanaan dan penyeragaman ke basis keunikan. Kerugian yang tidak ternilai harganya sejauh ini adalah terabaikannya peluang ekspresi karakter-karakter gen unggul yang dimiliki oleh potensi gene pool manusia Indonesia sejauh ini.
Maka sekaranglah waktunya untuk kita bangun daritidur yang panjang terkait pendidikan manusia Indonesia dan melangkah kedepan mengaktualisasikanpendidikan nasional berbasis keunikan. Keunikan digali dan dikembangkan dari karakter personal ditingkat seluler sampai dengan non-seluler, dan dari dimensi fisik dan metafisik.
- Sukma Sukri, Wijaya Kusumah, Oed Mashoedah dan 3 lainnya menyukai ini.
- Ruky Dwinarputra Bangsa yang maju dan modern adalah bangsa yang unggul peradabannya,
Dan Peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi (kualitas) dari suatu kelompok masyarakat yang dibedakan secara nyata dari makhluk-makhluk lainnya.
Millennium Development Goals (MDGs) - 2015
Mari turut serta mempersiapkan kader bangsa menuju PERADABAN ...
tak petik2 kembang melati...
tak sebar ngarepin puri...
Dengan cara Indonesia....
Karena Aku orang indonesia biasa, .........
yang bekerja untuk bangsa indonesia ......
Mari berjuang bersama komunitas.
Dengan landasan 'Semangat Kebangkitan Pendidikan Nasional'
Salam
Pendidikan Tepat Guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar