PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai investasi SDM
DUNIA dan AKHIRAT

Jumat, Oktober 18, 2013

PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA MELALUI PENDIDIKAN NASIONAL BERBASIS KEUNIKAN

https://www.facebook.com/notes/ruky-dwinarputra/pembangunan-manusia-indonesia-seutuhnya-melalui-pendidikan-nasional-berbasis-keu/10151431042068297
7 Mei 2013 pukul 11:46

Oleh Dr. Ir. Arini Mariam,MSc.
*pengajar bidangmolekular  biologi dan  molekular genetika
di Universitas Tanjungpura,Pontianak, Kalimantan Barat

Kesepakatan umum bagi tiapindividu manusia yang hidup di  muka bumiadalah bagaimana dari waktu ke waktu sepanjang karunia hidupnya mengoptimalisasikan potensi  diri  sebagai pembawa misi  dari Tuhan di muka bumi. 

Zaman  modern sekarang  ini, kemajuan  IPTEK yang begitu pesat di berbagai  bidangkehidupan dan volume informasi yang berlimpah  melalui  internet seakan membawa kita pada  trendhidup  baru  yang serba instant. Mulai deari penyajianmakanan instant sampai  dengan  perumusan berbagai  masalah juga dengan  metode instan. Begitu juga  dalam pendekatan  yang  diambil dalam  menyusun  program pendidikan  nasional.
Pendidikan  Nasional di  Indonesia yang  seharusnya sebagai  landasan  strategis Pengembangan  manusia Indonesia seutuhnya  juga telah terkontaminasi  dengan budaya instan.  Mulai dari  kebijakan  penyusunan kurikulum,  pelaksanaan  kegiatan mengajar  sampai  dengan metoda  evaluasi disusun ataspertimbangan  penyederhanaan danpenyeragaman. Hal  tersebut  meyebabkan hilangnya  aspek keunikanyang  terkandung.
Sebagai  contoh evaluasi  pendidikan melalui  ujian nasional (UAN).  Suatulangkah  evaluasi  seyogyannya mampu  memberikan  evaluasi kondisi  aktual  dari siswa/i  yang  diuji dan mampu mengungkap  karakter  personal yang  melekat.

Selain  metoda evaluasi  yang  tidak tepat, begitu  juga  kurikulum pendidikan  nasional  yang digariskan pada  kenyataannya  tidak mungkin diejawantahkan  dengan  kualitas yang sama  dari  satu kabupaten  ke kabupaten lainnya, mengingat adanya variasi yang  besar  dari faktor-faktor  pendukung dan  penghambat. Ditambah lagi.Kurikulum disusun tidak berbasis keunikan. Padahal  pemdekatan keunikan  seharusnya perlu  ditinjau mulai  dari  keunikan kareakter  personal siswa/I  itu sendiri  sampai  dengan keunikan potensi  lokal  daerah dan  keunikan goal  yang akan  dicapai.  


Satu hal  yang menarik  untuk  diangkat : “Tidakkah  sudah  waktunya untuk kita merevitalisasi basis pembangunan  pendidikan  nasional, dari penyederhanaan-penyamarataan  menjadi pendidikan  nasional  berbasis keunikan,  berbasis keunikankarakter sejati  diri”
Ekstrimnya, bagaimana  mungkin satu materi, dan  metoda pembelajaran dapat  memberikan keluaran  yang sama baiknya bagi   berjutaindividu  manusia yang  berbeda. Mengapa tidak dari  sekarang kita mulai  memikirkan  bahkan menyusun suatu metode pendidikan   dan  pengajaran bagiperadaban  baru dimana kekayaan,keunikan, kegemilangan karakter pribadi anak didik  menjadi fokus pengembangan potensi  siswa/i. Kekayaan karakter-karakter manusia Indonesia seutuhnya dimunculkan. potensi  DNA nya besertapengoptimalisasian  ekspresinya.


semua kehidupan di bumi, hidup dan berkembang biak menurut informasi yang diciptakan atau diadakan oleh “Satu Kecerdasan Tunggal”.
semua kehidupan di bumi, hidup dan berkembang biak menurut informasi yang diciptakan atau diadakan oleh “Satu Kecerdasan Tunggal”.


Setiap individu  manusia harus dipandang  sebagai produk  dari keagungan Sang  Pencipta yang yang  pada  dirinya melekat keunikan  sesuai dengan  keunikan  misi Tuhan yang dibawanya. Setiap individu  membawa  fitrahnya masing-masing.  Setiap individumembawa keunikan qodrat  daniradatnya  masing-masing.
Dalam  bahasa molecular genetika,  keunikan tiap  individu  merupakan keunikan  bawaan,  plus keunikan peta pengaktifan DNA yang  terkandungnya. Atau  biasa bisebut  sebagai keunikandari  faktor  genotip dan phenotip.
Konstruksi dasar  molecular DNA satu  orang manusia  dengan  yang lain  hanya  bervariasi  tidak lebih  dari 1 %. Konstruksi  dasar DMA anak  genius dan  anak  biasa sangat mirip, namun  yang  membedakan dinamika selular  pengaktifan da nya. Peta pengaktifan DNA nya dapat  berbeda secara  drastis. Pengaktifan DNA secara molekulermelalui suatu  proses yang  kompleks mulai  dari fase stimulasi sampai  denganekspresi DNA (ON).  
Banyak  hal yang  menyebabkan  satu untaian DNA On atau OFF. Terutama  besarditentukan oleh lingkungannya, lingkungan internal individu maupun  lingkungan eksternal (keyakinan, motivasi, kejiwaan, spiritual).  Dinamika proses  pengaktifan  DNA tingkat selular berlaku  sepanjang  hidup, mulai dari proses pembuahan, penyatuan sperma  dan  sel telur.

Keunikan yang  melekat pada anak  didik bukan  hanya digali potensi individunya  namunlebih  jauh dIoptimalisasikan  kemampuan individunya. Sesuai  dengan  hakikat pendidikan untuk mempersiapkan  hidup    dan mengoptimalkan  kemampuan  dirinya.

Paling sedikit dalam  kurun waktu  proses  pendidikan, Siswa/I harus diekspose pada suatu  kondisi  lingkungan tumbuh  yang optimal, dimanapenguatan  karakter sejati  dirinya terstimulasi. Kesesuaian kondisilingkungan,  kondisi kejiwaan danspriritual banyak  dibuktikan  mampu menstimulasi diekspresikannya  DNAyang  baik. 

Pembangunan  pendidikan nasional  berbasis keunikan besarkemungkinan akan  mampu  memfasilitasi kiat membentuk karakter manusiaIndonesia  seutuhnya. Dengan kata lain,kita  harus  melakukan transformasi  radikal  di bidang  pendidikan daripendidikan  berbasis  penyederhanaan  dan penyeragaman ke basis  keunikan. Kerugian  yang tidak  ternilai harganya  sejauh  ini adalah terabaikannya peluang ekspresi karakter-karakter  gen unggul yang  dimiliki oleh potensi gene pool manusia Indonesia  sejauh ini.
Maka  sekaranglah waktunya untuk  kita bangun daritidur  yang  panjang terkait  pendidikan manusia Indonesia  dan  melangkah kedepan  mengaktualisasikanpendidikan nasional  berbasis  keunikan. Keunikan digali dan  dikembangkan dari karakter  personal ditingkat seluler  sampai dengan non-seluler,  dan dari dimensi fisik  dan metafisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar